Sakit adalah merupakan ujian yang datang
dari Allah SWT bagi semua hamba-Nya yang beriman. Secara global
penyakit itu menyerang dua hal yaitu jasmani dan Rohani. Dan
masing-masing penyakit ini membutuhkan penanganan (pengobatan) yang
berbeda.
Firman Allah SWT.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ
جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ
وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ 57
Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Qs. Yunus 10: 57)
Dan yang akan kita bicarakan dibawah ini adalah masalah penyakit jasmani. Penyakit itu datang dengan izin Allah dan kita sakit karena taqdir Allah. Firman Allah SWT :
وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا عِنْدَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ 21
Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya[1];
dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu. (Qs. Al Hijr 15: 21)[1] maksudnya segala sesuatu itu sumbernya dari Allah s.w.t.
KEUTAMAAN SAKIT
Orang yang diuji oleh Allah dengan penyakit, maka penyakit itu memiliki keutamaan-keutamaan, diantaranya sakit adalah cobaan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ يَقُولُ قَالَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ يُرِدْ اللهُ بِهِ
خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ متفق عليه
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata bersabda Rasulullah SAW,”Barangsiapa
yang akan beroleh limpahan kebaikan dari Allah, dia akan diberi cobaan. (Muttafaqun Alaih)
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ
نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلَا غَمٍّ
حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلاَّ كَفَّرَ اللهُ بِهَا مِنْ
خَطَايَاهُ متفق عليه
Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW bersabda, ”Tidak satu musibahpun
yang menimpa seorang muslim, baik berupa kesusahan dan penderitaan,
kesedihan dan kedukaan, sakit dan dukacita sekalipun duri yang menusuk,
kecuali dihapuskan oleh Allah dengan musibah itu sebahagian dari
kesalahan-kesalahannya. (Muttafaqun Alaih)Semakin tinggi iman seseorang, maka semakin berat cobaan yang diterima.
Sabda Rasulullah saw.:
عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى
رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُوعَكُ فَقُلْتُ
يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّكَ لَتُوعَكُ وَعْكًا شَدِيدًا قَالَ أَجَلْ إِنِّي
أُوعَكُ كَمَا يُوعَكُ رَجُلاَنِ مِنْكُمْ قُلْتُ ذَلِكَ أَنَّ لَكَ
أَجْرَيْنِ قَالَ أَجَلْ ذَلِكَ كَذَلِكَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ
أَذًى شَوْكَةٌ فَمَا فَوْقَهَا إِلاَّ كَفَّرَ اللهُ بِهَا سَيِّئَاتِهِ
كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا رواه البخاري
Dari Abdullah (bin Mas’ud) ra, berkata : ”Aku bertamu kepada Rasulullah SAW, sedang ia dalam keadaan demam. Aku berkata kepadanya, Ya Rasulullah, badan anda panas sekali. Jawabnya, Memang, panas saya naik sampai dua kali lipat suhu badan tuan-tuan dikala demam. Kataku pula, Sebabnya mungkin karena Anda diberi pahala dua kali lipat. Benar demikian, jawab Nabi, dan juga tidak seorang muslimpun yang ditimpa kesulitan mulai dari tusukan duri hingga yang lebih berat dari itu, kecuali dihapuskan Allah dengan itu kesalahan-kesalahannya tak ubah bagaikan pohon yang menggugurkan daunnya. (HR. Al-Bukhari)
SABAR DAN TABAH DIKALA SAKIT
Setiap orang yang diuji oleh Allah dengan penyakit, sebagai orang yang beriman wajiblah ia bersabar atas ujian yang Allah berikan padanya. Sabda Rasulullah SAW :
عَنْ صُهَيْبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ
أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَالِكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ
إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ
ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ رواه مسلم
Dari Shuhaib ra, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ” Sungguh
mena’jubkan perihal seorang mukmin. Sesungguhnya semuanya baik baginya,
dan tidak akan ada bagi seorang pun kecuali seorang mukmin. Jika ia
mendapat kesenangan lalu ia bersukur, maka itu baik baginya. Dan kalau
ia ditimpa oleh kesusahan lalu ia bersabar, maka itu baik baginya. (HR. Muslim)
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
إِنَّ اللهَ قَالَ إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِي بِحَبِيبَتَيْهِ فَصَبَرَ
عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا الْجَنَّةَ يُرِيدُ عَيْنَيْهِ رواه البخاري
Dari Anas bin Malik ra, ia berkata, Aku mendengar Nabi SAW ia bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT berfirman: Apabila seorang hamba mendapat cobaan dari-Ku mengenai dua kesayangannya, lalu ia sabar, nanti akan Ku ganti dengan surga, maksudnya kedua matanya. (HR. Al-Bukhari)
WAJIB BEROBAT BILA SAKIT
Bila kita dalam keadaan sakit, maka kita harus berobat kepada ahlinya, karena setiap penyakit itu ada obatnya. Perlu diketahui bahwa kewajiban kita adalah berobat, sedangkan kesembuhannya datang dari Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
عَنْ أُسَامَةَ بْنِ شَرِيكٍ قَالَ أَتَيْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ عِنْدَهُ
كَأَنَّمَا عَلَى رُءُوسِهِمْ الطَّيْرُ قَالَ فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ
وَقَعَدْتُ قَالَ فَجَاءَتْ الْأَعْرَابُ فَسَأَلُوهُ فَقَالُوا يَا
رَسُولَ اللهِ نَتَدَاوَى قَالَ نَعَمْ تَدَاوَوْا فَإِنَّ اللهَ لَمْ
يَضَعْ دَاءً إِلاَّ وَضَعَ لَهُ دَوَاءً غَيْرَ دَاءٍ وَاحِدٍ الْهَرَمُ
رواه احمد واصحاب السنن
Dari Usamah bin Syuraik ra, ia berkata, “Aku datang menemui Nabi SAW dan sahabat-sahabatnya disampingnya, seolah-olah diatas kepala mereka ada burung (karena hormat dan ta’zhim mereka kepada nabi). Aku mengucapkan salam kepadanya dan akupun duduk, ia (Usamah bin Syuraik) berkata, “Datanglah Arab badui, mereka pun bertanya. Ya Rasulullah : “Apakah kami boleh berobat”. Jawab Nabi SAW, “Berobatlah kamu, karena sesungguhnya Allah tidak membuat penyakit kecuali menyediakan obatnya, kecuali satu penyakit yaitu tua. (HR. Ahmad dan Ashhabus sunan)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَنْزَلَ
اللهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً رواه ابن ماجه والحاكم
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda “Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Allah telah menurun juga obat bagi penyakit itu”. (HR. Ibnu Majah dan Al Hakim)
عَنْ جَابِرٍ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ فَإِذَا
أُصِيبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ رواه
مسلم
Dari Jabir ra, dari Nabi SAW bahwa ia bersabda, “Semua penyakit ada obatnya, maka jika penyakit telah diobati, ia akan sembuh dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla. (HR. Muslim)
JANGAN BEROBAT DENGAN YANG DIHARAMKAN
Berobat atas penyakit adalah wajib, namun berobat dengan yang diharamkan adalah dilarang. Sabda Rasulullah SAW:
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللهَ أَنْزَلَ
الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ وَجَعَلَ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءً فَتَدَاوَوْا وَلاَ
تَدَاوَوْا بِحَرَامٍ رواه ابو داود
Dari Abu Darda’ ra, ia berkata Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
Allah menurunkan penyakit dan menurunkan obat, dan Allah menjadikan
setiap penyakit ada obatnya, maka berobatllah kalian. Dan janganlah
kalian berobat dengan yang haram. (HR. Abu Daud)Yang diharamkan dalam berobat ada dua:
1. Diharamkan caranya, seperti Al-Kayyi (mempergunakan besi yang dipanaskan), mendatangi dukun, memakai jimat, menyembelih binatang dengan dalih tumbal atau Nushrah (mengobati yang terkena sihir dengan sihir juga), dan lain-lain yang semisalnya. Sedangkan diantara yang dibolehkan seperti minum madu, Hijamah (bekam) dan ruqyah (dengan bacaan Al-Qur’an dan doa-doa yang berasal dari Nabi saw).
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الشِّفَاءُ فِي ثَلاَثَةٍ فِي شَرْطَةِ
مِحْجَمٍ أَوْ شَرْبَةِ عَسَلٍ أَوْ كَيَّةٍ بِنَارٍ وَأَنَا أَنْهَى
أُمَّتِي عَنْ الْكَيِّ رواه احمد وابن ماجه
Dari Ibnu Abbas ra, dari Nabi saw bersabda, Kesembuhan itu ada pada tiga cara, pada tempat yang dibekam, atau meminum madu atau mencap dengan besi yang dipanaskan, dan aku melarang umatku berobat dengan besi yang dipanaskan itu. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Menggantungkan sesuatu untuk pengobatan.
Sabda Rasulullah saw.
عَنْ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيمَةً فَلَا أَتَمَّ اللهُ لَهُ وَمَنْ
تَعَلَّقَ وَدَعَةً فَلاَ وَدَعَ اللهُ لَهُ رواه احمد وَفِيْ رِوَيَةٍ
مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيْمَةً فَقَدْ اَشْرَكَ
Dari ‘Uqbah bin Amir ra, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw
bersabda: Barangsiapa yang menggantungkan tamimah, semoga Allah tidak
mengabulkan keinginannya; dan barangsiapa yang mengantungkan wada’ah
semoga Allah tidak mengabulkan keinginannya. =HR. Ahmad= Dalan riwayat yang lain “Barangsia yang menggantungkan tamimah, maka sesungguhnya ia telah berbuat syirik.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُكَيْمٍ أَبِي
مَعْبَدِ الْجُهَنِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَعَلَّقَ شَيْئًا وُكِلَ إِلَيْهِ =رواه
احمد والترمذي=
Dari Abdullah bin ‘Ukaim Abi Ma’bad Al Juhainiy ra, ia berkata Rasulullah saw bersabda : Barangsiapa yang menggantungkan sesuatu (dengan anggapan bahwa barang itu bermanfaat atau dapat melindungi dirinya), niscaya Allah menjadikan ia selalu bergantung kepda barang tersebut. =HR. Ahmad dan Turmudzi=
Pengobatan dengan ruqyah.
Sabda Rasulullah saw.
عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كُنَّا
نَرْقِي فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللهِ كَيْفَ تَرَى فِي
ذَلِكَ فَقَالَ اعْرِضُوا عَلَيَّ رُقَاكُمْ لاَ بَأْسَ بِالرُّقَى مَا
لَمْ تَكُنْ شِرْكًا =رواه مسلم وابو داود=
Dari ‘Auf bin Malik ra, ia berkata, “Dulu kami meruqyah di jaman jahiliyyah, lalu kami bertanya, Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu pada yang demikian itu. Lalu Rasulullah berkata: “Tunjukkan kamulah kepadaku ruqyah kamu itu, tidak apa-apa dengan ruqyah selama tidak mengandung syirik. =HR. Muslim dan Abu Daud=
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ يَقُولُ
لَدَغَتْ رَجُلاً مِنَّا عَقْرَبٌ وَنَحْنُ جُلُوسٌ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ
أَرْقِي قَالَ مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَنْفَعَ أَخَاهُ
فَلْيَفْعَلْ =رواه احمد وابن ماجه ومالك=
Dari Jabir bin Abdillah ra, ia berkata, seekor kalajengking menggigit seseorang dari kami sedang kami duduk bersama Rasulullah saw, orang itu berkata, Ya Rasulallah, ruqyahlah aku. Bersabda Rasulullah saw. Barangsiapa dari kalian yang sanggup memberikan manfaat bagi saudaranya, maka hendaklah ia melakukannya. =HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Malik=
Pembatasan penyakit yang boleh di ruqyah.
Sabda Rasulullah saw.
عَنْ بُرَيْدَةَ بْنِ حُصَيْبٍ الْأَسْلَمِيِّ أَنَّهُ قَالَ لاَ رُقْيَةَ إِلاَّ مِنْ عَيْنٍ أَوْ حُمَةٍ =متفق عليه=
Dari Buraidah bin Hushaib Al Aslami ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: Tidak ada ruqyah kecuali karena penyakit pandangan mata (setan) dan gigitan binatang berbisa. =HR. Muttafaqun ‘Alaihi=
2. Diharamkan bahan obat-obatannya.
Sabda Rasulullah SAW :
عَنْ وَائِلٍ الْحَضْرَمِيِّ أَنَّ طَارِقَ
بْنَ سُوَيْدٍ الْجُعْفِيَّ سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ عَنْ الْخَمْرِ فَنَهَاهُ أَوْ كَرِهَ أَنْ يَصْنَعَهَا فَقَالَ
إِنَّمَا أَصْنَعُهَا لِلدَّوَاءِ فَقَالَ إِنَّهُ لَيْسَ بِدَوَاءٍ
وَلَكِنَّهُ دَاءٌ =رواه مسلم والترمذي واحمد=
Dari Wail (bin Hujr) Al Hadhrami ra, bahwa Thariq bin Suwaid Al-Ju’fiy bertanya kepada Nabi SAW tentang khamar, maka Rasulullah melarangnya atau membencinya untuk menggunakannya. lalu ia mengatakan, “Aku menggunakannya untuk obat. Lalu Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya itu bukan obat, tapi penyakit”. =HR. Muslim, Turmudzi dan Ahmad=
عَنْ اُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا
اَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اِنَّ اللهَ لَمْ
يَجْعَلْ شِفَائَكُمْ فِيْمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ =رواه الطبراني=
Dari Ummu Salamah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menjadikan obat bagi kamu dari apa yang diharamkan atas kamu. =HR. Ath Thabrani=
Atsar dari para shahabat ra.
قَالَ الزُّهْرِيُّ لاَ يَحِلُّ شُرْبُ
بَوْلِ النَّاسِ لِشِدَّةٍ تَنْزِلُ لِأَنَّهُ رِجْسٌ قَالَ اللهُ تَعَالَى
أُحِلَّ لَكُمْ الطَّيِّبَاتُ وَقَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ فِي السَّكَرِ
إِنَّ اللهَ لَمْ يَجْعَلْ شِفَاءَكُمْ فِيمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ =رواه
البخاري=
Imam Az Zuhri berkata, Tidaklah halal meminum kecing manusia untuk penyakit yang diturunkan, karena kencing itu adalah najis. Allah Ta’ala berfirman “Dihalalkan bagi kamu yang baik-baik” Berkata Ibnu Mas’ud pada saat sakarat, “Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan kamu pada apa yang diharamkan atas kamu. =Riwayat Al-Bukhari=
Penutup.
Karena kita semua tidak tahu apa yang akan kita alami nanti diusia tua, apakah akan diuji dengan penyakit yang harus menghabiskan banyak harta atau tidak, maka persiapkanlah menghadapinya dengan mempersiapkan harta untuk hari tuanya dan tundalah membagi harta warisan semasa hidup kecuali bila harta yang akan ditinggalkan sangat banyak. Wallohu A’lam.
Sumber: http://al-uswah.org/?p=406
Tidak ada komentar:
Posting Komentar